JAKARTA - Pada saat penurunan harga minyak dunia tahun lalu hingga saat ini, industri hulu hingga hilir sangat merasakan dampak dari penurunan pendapatan secara keseluruhan. Hal ini merupakan efek domino dari terbebaninya sektor minyak dan gas pada bagian hulu di Indonesia.
Malam ini, PT Pertamina (Persero) telah melakukan penandatanganan perjanjian atau framework agreement dengan perusahaan raksasa migas asal Rusia, Rosneft. Perjanjian ini meliputi beberapa hal seperti transfer teknologi hingga pembangunan kilang dengan nilai investasi mencapai USD13 miliar.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, kerja sama ini nantinya diyakini dapat menggairahkan ekonomi lokal, khususnya masyarakat pada sekitar daerah pembangunan kilang.
"Ini kan industri hulu, masuk ke hilir, itu dia bisa masuk ke sampai ke pipa, plastik. Jadi artinya kalau ada industri hulunya kita lebih mungkin mengembangkan industri hilirnya. Saya yakin pasti bisa apakah swasta atau BUMN," kata Darmin dalam acara Signing Ceremony kerja sama Pertamina dengan Rosneft di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
[Baca juga: Pertamina Resmi Gandeng Rusia Bangun Kilang Minyak Tuban]