JAKARTA - Kain tenun Indonesia mulai diminati pasar di beberapa negara di Eropa serta Jepang. Bahkan penjualan tenun khas daerah bisa dibanderol lima kali lipat dari harga pasaran di Tanah Air.
“Tenun Indonesia, khususnya NTT kini sedang tren di daratan Eropa. Mereka menyukai karakter tenun karena bahan tebalnya sangat cocok di gunakan pada iklim dingin seperti di sana. Ini sebuah perkembangan positif, setelah batik khas Indonesia sudah lebih dulu eksis di mancanegara,” ujar CEO Maxxindo Communication Desay Savitri Devi penyelenggara pameran dan pelestari batik Indonesia di Nexa Hotel.
Desay menyebutkan, pasar tenun khas Indonesia di luar negeri saat ini masih minim pesaing. Tak seperti batik yang sudah banyak ditiru Tiongkok dan Jepang, keaslian tenun Nusantara justru banyak dicari konsumen karena kualitasnya.
Menurutnya selain batik di Jawa, Ulos di Sumatera Utara, Songket di Sumatera Selatan, Kain Sasirangan di Kalimantan Se latan, hasil tenun dari NTT, kain bordir di Jawa Barat, pengrajin sutera di Sulawesi Selatan, ada lah contoh warisan budaya leluhur Bangsa Indonesia yang sudah diakui.
Bahkan dirinya yakin masih banyak lagi warisan budaya kain khas nusantara yang belum terekspos dan masih tersembunyi. Disebutkannya minat masyarakat untuk memilih batik asli Indonesia kini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tingkat penjualan dan volume pengunjung saat menggelar pameran batik di beberapa kota di Tanah Air, termasuk Bandung.