Dari jumlah pendapatan dan laba tersebut, sekira 60% dihasilkan dari lini usaha pembangkit listrik, sisanya dari usaha lain seperti pengelolaan air bersih maupun pariwisata. Menurut Djoko, kenaikan pendapatan dan laba dicapai PJT II setelah melakukan efisiensi dari berbagai sisi.
”Kami juga mengalokasikan beban kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk fasilitas-fasilitas sumber daya air yang kami kelola lebih baik dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Direktur I PJT II Sumiana Sukandar mengatakan, kinerja PJT II 2016 didukung besarnya curah hujan di wilayah sebagian Jawa Barat sehingga waduk yang dikelola bisa maksimal, termasuk dalam memproduksi listrik.
”Sampai hari ini kondisi air sangat bagus, bahkan pada Mei yang teorinya masuk musim kering justru air di Jatiluhur full sehingga produksi listrik kami bisa maksimum. Pengelolaan air inilah yang dimaksimalkan,” tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)