Meski begitu, kalangan pabrikan masih mampu menyiasatinya dengan meng genjot ekspor. “Daya beli di pasar domestik menurun, namun ekspor naik. Makanya kita perbesar mengirim ke pasar ASEAN,” ujarnya.
Ada menunjukkan bahwa kalangan usaha tekstil masih diselamatkan tahun ajaran baru sekolah dan gaji ke-13 PNS. “Yang menyelamatkan hanya dua faktor itu, usai libur sekolah, belanja baju atau pakaian baru. Terutama karena gaji ke- 13 juga memberikan pengaruh, meski tidak cukup signifikan,” ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar, pemerintah tidak memiliki strategi jangka pendek untuk mendorong permintaan. Kendati demikian, pemerintah yakin daya beli masyarakat akan pulih dalam waktu dekat.
“Kami bisa menyampaikan perbaikan ekspor dalam beberapa bulan terakhir akan menambah penghasilan dari masyarakat, terutama ekspor yang berasal dari perkebunan dan industri,” katanya.
Menko menambahkan, hingga akhir 2017 konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 5,1% dari prediksi awal 5%. Penguatan konsumsi tersebut juga akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 5,1% menjadi 5,2%.
Menko juga yakin laju ekonomi kuartal II-2017 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. “Jadi, kami tidak harus dengan stimulus khusus untuk menggerakkan ekonomi. Kalau ekonomi sedang bergerak, biarkan dia melahirkan kemampuan permintaan dari masyarakat berdasarkan perkembangan ekonomi itu,” tambahnya.