Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Daya Beli Masyarakat Lemah, Dunia Usaha 'Menangis'

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 07 Juli 2017 |11:14 WIB
Daya Beli Masyarakat Lemah, Dunia Usaha 'Menangis'
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

Tidak hanya itu, Menko menyatakan bahwa pemerintah juga berupaya menekan inflasi berada di level yang rendah. Pada semester II-2017 pemerintah menunda kenaikan tarif dasar listrik, bahan bakar minyak (BBM), gas elpiji tiga kilogram untuk mengurangi lonjakan inflasi harga yang di atur oleh pemerintah (administered prices).

“Tekanan cukup tinggi dari administered prices bahwa inflasi akan cenderung naik, tapi pemerintah juga berusaha keras dalam pengendalian volatile food,” ujar Menko.

Penundaan kenaikan tersebut membuat pemerintah menambah alokasi subsidi dalam draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017. Tahun ini, subsidi listrik, BBM, dan elpiji naik masing-masing Rp7 triliun, Rp300 miliar, dan Rp18,5 triliun.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan, pemerintah tetap menjaga daya beli masyarakat kelas bawah lewat program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan nontunai, hingga subsidi energi secara tepat sasaran.

Selain itu, pengendalian inflasi dinilainya juga menjadi kunci untuk mengurangi angka kemiskinan. Menurut Bambang, terkendalinya inflasi bahan makanan, terutama beras, sangat penting dalam menurunkan angka kemiskinan.

“Kontribusi bahan makanan terhadap pengeluar an masyarakat bawah itu 73% dan beras menyumbang ter besar yaitu 22% di samping rokok yang juga tinggi,” katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement