Ditambah, pada semester pertama tahun ini juga ada pengaruh libur yang lebih banyak terkait Ramadan dan Idul Fitri. Hal itu pula yang kata dia membuat seolah daya beli menurun. Padahal kecenderungannya, jika terjadi libur panjang memang transaksi jual-beli alami penurunan.
"Juni cuma 15 hari kerja. Terus Juni sama Juni tahun lalu pasti berbeda kan, revenue pasti turun, seolah-olah turun. Enggak juga, karena yang harus dilihat harian. Tapi orang makan kan tiap hari. Nah harian harus tumbuh lebih besat untuk layani orang yang waktu libur itu," terangnya.
Baca Juga:
Juli 2016 pun kata dia terjadi hal serupa, yang mana seolah daya beli turun. Padahal itu kata dia lebih dipengaruhi faktor libur panjang yang terjadi pada Juli. Setelah libur usai semua kembali normal. Transaksi jual-beli berangsur tumbuh lagi.
"Persepsi ini terlihat seolah-olah turun, nyatanya tidak gitu. Kalau dihitung hari, dari hari ke hari pasti dia tumbuh, kita lihat ada pertumbuhan itu. Masih tumbuh kecil tapi harinya juga lebih kecil dibanding yang lalu (karena libur Juni)," tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)