SURABAYA - General Manager Perseroan Terbatas Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol Teddy Rosady menegaskan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja para pekerja gardu/gerbang tol setempat terkait penerapan otomatisasi gardu tol pada Oktober 2017.
"Yang pasti, kami tidak akan melakukan PHK. Namun yang kami lakukan adalah melakukan perubahan kerja para personel atau pekerja gardu tol di lapangan," kata Teddy di Surabaya, Kamis (14/9/2017).
Teddy mengatakan, perubahan kerja bagi sekitar 150 pekerja gardu tol di wilayah setempat tidak secara langsung dilakukan, namun bertahap dengan jangka waktu sekitar tiga bulan setelah pemberlakukan otomatisasi gardu tol, sebab pada pemberlakuan awal dipastikan masih membutuhkan petugas gardu tol di lapangan.
Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol, kata dia, tidak secara langsung melepas sendirian pada pengendara saat melakukan pembayaran dengan kartu nontunai atau otomatisasi gardu tol, karena masih dibutuhkan sejumlah petugas untuk memandu, khususnya di pintu tol.
"Tiga bulan pertama, kami masih mempergunakan personil dilapangan untuk memandu pengendara, berikutnya baru dilepas secara mandiri," tuturnya.
Menurut Teddy, penerapan otomatisasi gardu tol pada Oktober 2017 di seluruh Indonesia akan meningkatkan transaksi nontunai, sesuai dengan program pemerintah yang mendorong gerakan nontunai di berbagai segmentasi.
Sebab, kata dia, dalam kurun lima tahun terakhir penggunaam transaksi nontunai di ruas tol Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol masih minim, yakni sekitar 18 persen, dari total 270 ribu volume kendaraan per hari, atau yang masih sekitar 4 ribu hingga 6 ribu pengendara.