Di Nigeria, Huaqing telah memiliki rekam jejak membangun perumahan rakyat dan pegawai negeri yang terjangkau di mana sudah dapat membangun rumah dengan luas 84 m2 sampai 120 m2 dengan biaya mulai dari USD2.000 sampai USD30.000 dengan menggunakan sistem yang diklaim lebih kuat yakni tahan api dan tahan gempa, yang disebut Assembly Building System (ABS) Construction Technology.
"Teknologi ABS ini di China merupakan hasil dari penelitian dari TsingHua University selama 20 tahun sehingga mendapatkan teknik untuk membangun rumah yang cepat, murah, dan kuat atau tahan lama. Dan ini tahan lamanya tidak hanya 10 tahun-20 tahun, tapi bisa sampai 50-100 tahun. Tahan angin, tahan panas, tahan api, dan gempa sampai dengan 9 Skala Richter," kata Zhu.
Zhu menuturkan, teknologi ABS tersebut sebenarnya telah diaplikasikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Namun harganya yang sangat tinggi membuat teknologi tersebut tidak bisa diimplementasikan di negara lain yang penduduknya banyak. Dirinya mengklaim, pihaknya bisa membangun perumahan menggunakan material hasil penelitian tersebut dengan biaya yang rendah.
"Dalam tahun ini, kami akan merealisasikan sebagai prototype sebanyak 100 unit. Dalam kurun waktu tiga bulan, kami akan kembali untuk menjalankan program-programnya. Itu tergantung dari pemerintah, Bappenas, terkait tempat yang dituju atau ditunjuk untuk dibangun di mana," ujar Zhu.
(Dani Jumadil Akhir)