Jika saham yang dijual ke publik dianggap tidak menarik oleh investor, maka hal itu malah dapat berdampak tehadap tidak lakunya saham tersebut diperdagangkan. Ujung-ujungnya harganya akan jatuh.
"Kan mesti dibenerin, dipolesin. Terus ada ekspetasi, kalau IPO itu kan orang beli masa depan ya. Nah kalau misalnya banknya enggak menjanjikan katakan lah customer-nya berapa? Cuma PNS," lanjutnya.
Lantaran bank daerah kebanyakan hanya digunakan oleh PNS di daerah, maka prospeknya masih akan dipertanyakan oleh investor. Lain cerita jika nasabah bank daerah mulai merambah ke skala yang lebih luas. Hal itu bisa saja akan menarik investor.
"Katakanlah kalau seluruh masyarakat di provinsi itu (yang jadi nasabah BPD) mungkin menarik. Nanti investor mikir oh ini bisa. Mesti diperbaiki dulu," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)