JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan rapat kerja lanjutan dengan panitia kerja (Panja) mengenai defisit dan pembiayaan yang ada di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.
Rapat dipimpin oleh Ketua Banggar Azis Syamsuddin di ruang sidang Banggar DPR RI dan dihadiri oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata dan Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro serta staf lainnya.
Suahasil mengatakan RAPBN 2018 dirancang oleh pemerintah untuk tetap ekspansif sehingga defisit anggaran diusulkan lebih rendah dari APBN-P 2017 menjadi 2,19% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Diharapkan APBN bisa mendukung kegiatan produktif untuk meningkatkan kapasitas, produksi, dan daya saing. Di saat yang sama defisit 2,19%, akan jadi sinyal APBN dalam batas defisit yang aman," ungkap Suahasil di Banggar DPR RI, Jakarta, Senin (25/9/2017).
Dengan defisit sebesar 2,19% ini, dia mengatakan maka rasio utang juga akan tetap bisa ditekan oleh Pemerintah dikisaran 29% dari PDB. Selain itu, defisit keseimbangan primer Rp78 triliun di bawah angka 2017 Rp178 triliun.