BANDUNG– Kesenjangan ekonomi masih menjadi tantangan yang perlu mendapat perhatian seluruh pemangku kebijakan. Dalam konteks perekonomian Jawa Barat, terdapat tantangan berupa ketimpangan ekonomi antara Jawa Barat bagian utara dan selatan serta kesenjangan ekonomi yang tinggi di daerah perkotaan.
“Untuk mengatasi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan memerlukan peran aktif seluruh unsur masyarakat, termasuk pesantren,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo seusai Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia di Bandung, Jawa Barat.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bagian selatan agak lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata wilayahnya disebabkan oleh infrastruktur yang kurang memadai. Selain itu, pendapatan per kapita tertinggi juga berada di Jawa Barat bagian utara. Padahal Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menyumbang sekitar 13,5% pertumbuhan ekonomi nasional. “Makanya, stabilitas makroekonomi perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan,” katanya.
Baca juga: Ketua DPD: PR Presiden Jokowi Masih soal Kesenjangan Ekonomi
Oleh sebab itu, dalam rapat koordinasi tersebut menyepakati lima poin penting yang akan diwujudkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi lebih inklusif guna mengatasi ketimpangan di Jawa Barat. Pertama, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial.
Kedua, mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah. Khusus untuk Jawa Barat bagian utara perlu difokuskan pada sektor industri yang berdaya saing tinggi, padat karya, dan berorientasi ekspor (antara lain industri otomotif dan alat transportasi, industri makanan- minuman, industri elektronik dan telematika, serta industri tekstil dan produk tekstil). Ketiga, untuk mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi, selain pengembangan infrastruktur fisik, juga akan dilakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi.