Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan Key Performance Indicators (KPI) BPTJ bahwa point to point itu tidak boleh lebih dari 1,5 jam. Karena itu, nanti jalan tol tersebut akan ada lajur khusus seperti busway, yakni menggunakan lajur satu. Namun, pada lajur khusus ini tidak dipasang median. “Jadi, di lajur satu itu ada marka seperti segitiga wajit. Kalau ada marka itu, mobil pribadi dilarang masuk dan diberlakukan pada jam sibuk dari pukul 06.00-09.00 WIB,” katanya.
Pada lajur ini, menurutnya, semua bus umum bisa masuk sehingga lajur ini lebih steril dan waktu tempuhnya bisa lebih cepat. Untuk saat ini lajur khusus tersebut hanya ada di jalan tol Jakarta, Cikampek, dan Jagorawi. “Jadi, terkait bus Transjabodetabek Premiun ini akan terus dievaluasi, baik terkait harga tiket, waktu tempuh, dan juga lajur khusus yang teknisnya akan dikoordinasikan dengan Jasa Marga,” ungkapnya.
Menanggapi peningkatan grafik penggunaan bus Transjabodetabek Premium ini, Bambang mengatakan bahwa peningkatan yang dimaksud adalah kecepatan penambahan penumpang. Dibandingkan uji coba di Bekasi dengan hari yang sama, Bogor 50% lebih baik dalam hal peningkatan penumpang. “Hal ini mungkin disebabkan Bogor lebih membutuhkan,” kata Bambang.
(Martin Bagya Kertiyasa)