"Melalui kegiatan ini diharapkan Indonesia bisa terkenal sebagai negara MICE tingkat dunia. Diharapkan bisa lebih banyak konferensi tingkat internasional yang diselenggarakan di Indonesia, bukan hanya Bali," katanya.
Untuk jangka pendek, katanya, akan ada transaksi, terutama di sektor pariwisata. Menurut informasi yang diperolehnya dari Kementerian Pariwisata, hingga saat ini sekitar 4.000 orang yang terlibat dalam pertemuan tahunan IMF-WB tersebut akan mengikuti tur wisata di Bali dan sekitarnya.
Terkait dengan hal itu, pihaknya menyatakan sejumlah sektor sudah mempersiapkan diri, salah satunya infrastruktur di Bali yang sudah dibangun "underpass".
"Tujuannya jangan sampai macet, selain itu pembangunan 'airport' juga digagas termasuk penambahan appron. Di sisi lain sejumlah hotel juga sudah berbenah dan melakukan renovasi," katanya.
Terkait dengan keuntungan jangka pendek sebagai dampak digelarnya kegiatan tersebut, yaitu terjadinya transaksi hingga USD100 juta. "Selain itu, manfaat berlebih untuk Indonesia secara jangka panjangnya mereka akan datang kembali ke Indonesia untuk melakukan investasi," katanya.
(Martin Bagya Kertiyasa)