Baca juga: MEA di Depan Mata, Kesiapan Indonesia Dirasa Kurang
Proses integritas ekonomi ASEAN juga dinilai lebih lambat jika dibandingkan dengan integrasi ekonomi di wilayah lain, tidak secepat seperti yang diharapkan banyak pihak.
Peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI) Zamroni Salim memaparkan untuk mewujudkan komunitas ekonomi, ASEAN memerlukan waktu 48 tahun terhitung dari lahirnya ASEAN pada 1967 hingga 2015.
Sementara komunitas ekonomi Uni Eropa yang dikenal dengan Eurasia hanya perlu waktu 20 tahun dalam implementasinya. Selain itu, perlambatan dalam proses integrasi ekonomi ASEAN juga terlihat dari peningkatan perdagangan intra ASEAN yang hanya meningkat satu persen dalam kurun waktu 10 tahun, dari 24% menjadi 25%.
Baca juga: Hadapi MEA, Jangan Sampai IKM Jadi Tamu di Rumah Sendiri
Angka tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah perdagangan dalam kurun waktu yang sama pada sejumlah kawasan integrasi ekonomi lainnya, seperti Uni Eropa yang mencapai 63%, NAFTA (Amerika Utara) 50%, SADC (Afrika bagian Selatan) 18%, dan Mercosur (Amerika Selatan) 14%.
Menurut Zamroni, lambatnya perkembangan di dalam kawasan ASEAN disinyalir akibat adanya orientasi individual berupa kemiripan komoditas perdagangan.
Dengan kondisi geografis dan kemajuan industri yang setara pada negara ASEAN, kata dia, komoditas yang saling menyerupai marak dijumpai di wilayah ini.