JAKARTA - Memasuki usia 60 tahun, Pertamina menghadapi berbagai tantangan di tengah situasi yang bergejolak cepat dalam pelaksanaan tugasnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggungjawab Pertamina saat ini adalah program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga.
Kesulitan yang sering dirasakan adalah saat mendistribusikan BBM satu harga ke pelosok daerah di Indonesia. Kendala yang sering dirasakan mulai dari keadaan alam lingkungan yang asing hingga jalanan yang belum memadai. Perjuangan ini menjadi salah satu cerita yang ada dalam buku “60 Tahun Pertamina: Jelajah Energi di Mata 9 Lensa”.
"Buku ini hadir untuk merekam 60 tahun Pertamina mengantarkan energi selama ini di ambil dari sudut pandang 9 fotografer Indonesia. Bagaimana setiap cerita di balik pengantaran energi, ini didedikasihkan untuk masyarakat Indonesia, merekalah sumber energi bagi kami, 60 tahun e-book Pertamina," ungkap Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu 13 Desember 2017.
Buku setebal 258 halaman tersebut merekam perjalanan mulai dari eksplorasi dan produksi di tengah laut (PHE ONWJ), produksi dan penyaluran gas kota di Prabumulih, operasional Kilang Balongan, pengembangan panas bumi di Jawa Barat, penyaluran BBM 1 Harga di Papua, distribusi mobil tanki BBM di Paloh Kalimantan, distribusi LPG dengan kapal Ambalat, program CSR pendidikan di perbatasan Sebatik Kalimantan, konservasi Tuntong di Aceh, serta program wirausaha mekanik pelumas di Cilacap.
Kesembilan fotografer ini melakukan perjalanan bersama distribusi energi yang biasa dilakukan Pertamina. Mereka adalah Bea Wiharta, Dwi Oblo, Agus Susanto, Aditya Noviansyah, Rosa Panggabean, Suryo Wibowo, Priyo Widiyanto, Abdul Malik MSN dan Jerry Adiguna.