Mereka berinteraksi langsung dengan para pelaku distribusi energi dan program CSR. Dari titik itulah kemudian diterjemahkan melalui gambar-gambar yang ditangkap oleh lensa kamera dengan balutan cahaya.
Bahkan salah satu fotografer, Bea Wiharta harus merasakan perjuangan mendistribusikan BBM bersama Pertamina di Puncak Jaya, Papua. Pasalnya setelah dua hari berada di sana ia harus memperpanjang masa tinggalnya karena penerbangannya untuk kembali ke Timika harus tertunda disebabkan oleh bandara yang sedang ditutup akibat protes warga terkait masalah lahan.
Selama kurang lebih enam hari, Bea mengikuti perjalanan BBM dari TBBM Timika yang diantar untuk masyarakat di Ilaga. Ia melihat sendiri beragam tantangan yang dihadapi dalam penyaluran BBM tersebut, mulai dari tantangan geografis hingga konflik sosial.
"Dibutuhkan lebih dari sekedar nyali untuk menjalankan program BBM 1 harga ini," kata Bea.
Oscar Matuloh, selaku kurator buku ini menyampaikan, gambar-gambar yang diambil adalah kondisi yang sesuai di lapangan karena tidak ada intervensi yang dilakukan oleh Pertamina.