Ricky mengatakan, Bahana juga merekomendasikan beli saham Wijaya Karya dengan target harga Rp 2.200 per lembar, karena perseroan banyak terlibat dalam proyek pembangunan jalur kereta api, yang akan menjadikannya sebagai BUMN konstruksi untuk mengerjakan berbagai proyek kereta ke depannya.
Berdasarkan data proyek nasional, Bahana memperkirakan perusahaan berkode saham WIKA ini akan mengantongi USD36,3 miliar proyek jalur kereta kedepannya, untuk seluruh Indonesia. "Perseroan juga sudah memiliki tata kelola perusahaan yang kuat dengan neraca keuangan yang sehat," kata dia.
Sementera itu, untuk saham PTPP juga direkomendasikan beli dengan target harga Rp3.500 per lembar karena perseroan memiliki posisi yang kuat untuk mengerjakan proyek pelabuhan dan pembangkit listrik dengan neraca keuangan yang sehat sehingga diperkirakan margin akan membaik kedepannya.
Berdasarkan perkiraan Bahana, perusahaan berkode saham PTPP ini bakal mengantongi kontrak sekitar USD27 miliar untuk proyek pelabuhan dan pembangkit listrik, meski ada risiko lambatnya eksekusi proyek karena ada permasalahan PLN.
Untuk saham, ADHI, Bahana merekomendasikan beli dengan target harga Rp2.400 per lembar karena masalah perseroan terkait pendanaan pembangunan LRT telah mencapai kata sepakat dengan PT Kereta Api Indonesia.
Setelah pembayaran tahap pertama dilakukan pada pertengahan Januari 2018, PT KAI kedepannya akan melakukan pembayaran setiap kuartal, sesuai dengan perkembangan proyek.
"ADHI juga akan membangun daerah komersial di sekitar stasiun perhentian LRT atau disebut juga Transit-Oriented Development (TOD) di 19 lokasi, sehingga akan berdampak positif bagi kinerja perseroan," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)