JAKARTA - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service nampaknya belum mau mengikuti jejak Fitch Ratings, yang melakukan upgrade terhadap peringkat utang Indonesia. Moody's pun memilih mempertahankan rating utang Indonesia di investment grade.
Moody's mengatakan bahwa profil kredit Indonesia (Baa3 positif) didukung oleh defisit fiskal yang sempit, rendahnya utang pemerintah, pertumbuhan ekonomi dan prospek pertumbuhan PDB yang sehat.
"Namun, tantangan meliputi mobilisasi pendapatan yang masih rendah dan ketergantungan pada pendanaan eksternal. Saat ini, faktor-faktor yang mengekspos ekonomi dan keuangan pemerintah terhadap fluktuasi adalah dari kondisi global," kata Moody's dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/2/2018).
Baca Juga: Rating Utang Indonesia Jadi BBB, BI: Butuh 22 Tahun untuk Naik Peringkat
Menurut Moody's, prospek positif pada peringkat sovereign mencerminkan bahwa kerentanan eksternal berkurang, dan efektivitas kebijakan membaik. Moody's mengatakan bahwa prospek pertumbuhan di Indonesia tetap stabil, dengan GDP riil cenderung berkisar sekitar 5,2% -5,3% year-on-year, didukung oleh konsumsi swasta yang stabil dan kenaikan dalam pertumbuhan ekspor.
"Dalam beberapa tahun terakhir, perampingan peraturan investasi yang kompleks telah dilakukan bertahap di Indonesia dan telah diterjemahkan dalam perbaikan persepsi investor dan penjumlahan dalam pembentukan modal tetap, walaupun pertumbuhan investasi masih di bawah tingkat tertingginya," jelas Moody's.
Moody's juga menilai bahwa ketaatan pemerintah terhadap pembatasan defisit fiskal, membuat beban utang tetap rendah pada tingkat yang rendah. Namun, basis pendapatan yang sempit membuat Indonesia rawan mengambil lebih banyak utang.
Selain itu, harga komoditas yang lebih tinggi dan stabilitas lanjutan dalam pertumbuhan dan arus masuk investasi, telah menghasilkan peningkatan dalam buffer eksternal.
Baca Juga:Â Peringkat Utang Indonesia Naik, Kemenkeu: Ini Bukti Soliditas Ekonomi Membaik
Sayangnya, ketergantungan Indonesia terhadap mata uang asing menghadapkannya pada fluktuasi yang terjadi dalam kondisi pembiayaan global, walaupun buffer eksternal lebih kuat dari pada 2008 atau pada waktu yang disebut taper tantrum pada 2013.
"Moody's akan mempertimbangkan untuk meningkatkan peringkat sovereign Baa3, jika Indonesia menunjukkan kemajuan lebih lanjut dalam mengurangi kerentanan eksternal secara berkelanjutan, sementara pada saat yang sama menunjukkan kekuatan kelembagaan yang meluas," kata lembaga tersebut.
Meski demikian, Moody's meyakinkan tidak akan ada downgrade rating, mengingat prospek ekonomi Indonesia masih positif sampai saat ini. "Salah satu indikasi positif perkembangan ini adalah pengurangan ketergantungan pemerintah terhadap utang luar negeri," tambah Moody's.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News