Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani: Bencana Alam Bisa Rugikan Negara Rp405 Triliun

Ulfa Arieza , Jurnalis-Rabu, 07 Februari 2018 |14:49 WIB
Sri Mulyani: Bencana Alam Bisa Rugikan Negara Rp405 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Bencana alam tidak hanya berdampak pada sisi manusia sebagai korban, namun juga kepada aspek ekonomi. Adanya bencana alam ini, juga membuat roda perekonomian suatu wilayah menjadi terhambat dan menimbulkan kerusakan infrastruktur.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan, bencana alam akan mempengaruhi laju ekonomi Indonesia. Menurutnya, gempa bumi di Indonesia bisa berpotensi menyebabkan hilangnya GDP hingga 3%, atau sebesar USD30 miliar (Rp405 triliun mengacu kurs Rp13.500 per USD).

"Kalau kita lihat Tsunami Aceh, bencana ini costnya USD4,5 miliar, Jogja juga gempa kehilanagan 30% GDP daerahnya," ujarnya di Hotel Bidakara, Rabu (7/2/2018).

Dia melanjutkan, letak Indonesia dalam jajaran Pasific Ring of Fire, dengan 129 gunung api, membuat Indonesia berisiko terhadap gempa bumi yang sifatnya seismik dan vulkanik.

Baca Juga: Kerugian Akibat Bencana di Aceh Selama Tahun 2017 Capai Rp1,5 Triliun

Selain itu, sebagai negara yang diapit oleh dua samudera, yaitu Samudra Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi yang berasal dari bertemunya dua lempeng tektonik yang terus bergerak, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, dan bertemu di wilayah Indonesia.

"Oleh karena itu, potensi terjadinya bencana alam seperti bajir, gempa bumi, itu kombinasi harus jadi perhatian kita," ujar dia.

(Foto: Kondisi longsor di sepanjang rel Kereta Bogor-Sukabumi/Okezone)

Di samping bencana alam, Sri Mulyani juga menyebut, Indonesia menghadapi bencana kebakaran hutan yang menyebabkan kerugian hingga USD16,1 miliar baik dari sisi manusianya kesehatan, maupun ekonomi. Sebanyak 198.711 orang meninggal akibat bencana 2005 sampai 2015.

Sekadar informasi, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mencatat total kerugian akibat bencana di provinsi ujung barat Indonesia tersebut pada tahun 2017 mencapai Rp1,5 triliun.

Direktur Eksekutif Daerah Walhi Aceh, Muhammad Nur mengatakan, pihaknya mencatat 120 kali terjadi bencana di Provinsi Aceh. Di antaranya kebakaran dua kali, kekeringan 14 kali, pencemaran limbah tiga kali. Kemudian, abrasi delapan kali, puting beliung 22 kali, banjir 38 kali, serta tanah longsor 25 kali.

Baca Juga: Laporan Swiss Re: Bencana Alam Telah Merugikan Ekonomi Dunia hingga Rp4,08 Triliun

Kerugian akibat bencana terbanyak, kata dia, adalah kekeringan dengan nilai kurang lebih Rp1,1 triliun. Di mana akibat kekeringan menyebabkan petani sawah gagal. Setelah itu bencana banjir dengan kerugian sekitar Rp219,6 miliar. Kerugian ini meliputi rusaknya infrastruktur publik, kebun masyarakat dan tanaman padi terendam, banyak rumah masyarakat rusak.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement