"Masih kurang lebih baru 1% dari jumlah kredit KPR yang disampaikan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/2/2018).
Riswinandi menjelaskan, dari penyaluran EBA-SP sebesar Rp2,7 triliun, penyalur terbesar adalah dana pensiun sebesar kurang lebih 45,2%, diikuti oleh perusahaan penjaminan dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mencapai 40,3%. Sedangkan sisanya 14,5% dikontribusikan oleh asuransi yayasan dan perbankan.
"Dari sisi kelembagaan baru bank BNI, BTN, dan Mandiri. Mudah-mudahan dari perbankan lainnya bisa memikirkan untuk memanfaatkan ini," kata dia.
Baca juga: Cara Unik Menteri Darmin Dorong Perusahaan Sekuritisasi
Riswinandi mendorong lembaga keuangan perbankan dan non perbankan serta individu untuk turut serta berpartisipasi dalam EBA SP. Pasalnya, instrumen ini merupakan alternatif pendanaan jangka panjang yang didukung oleh aset likuid, dan memiliki risiko yang relatif kecil. Mengingat, kata dia EBA SP memiliki underlying aset keuangan atau KPR yang terseleksi dengan baik.