JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, rapat impor garam kali ini hanya mengevaluasi mengenai impor garam industri sebanyak 2,37 ton yang telah dikeluarkan izinnya oleh Kementerian Perdagangan.
Hal ini diungkapkan setelah selesai rapat kordinasi bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution serta pihak terkait lainnya.
"Kita me-review yang sudah kita keluarkan 2,37 juta ton," ungkap Enggar di Kemenko Perekonomian, Rabu (14/2/2018).
Menko Luhut: Indonesia Stop Impor Garam Industri di 2020
Soal Impor Garam, Menko Luhut: 2 Tahun ke Depan Tidak Boleh Lagi
Namun, pihaknya tidak membahas mengenai pertambahan impor karena memastikan dulu bagaimana garam industri yang telah masuk. Seperti diketahui alokasi impor garam industri pada 2018 kurang lebih sebanyak 3,7 juta ton.
Meski demikian, dia mengakui sudah banyak permintaan yang masuk untuk bisa impor garam industri. Hanya saja belum ada keputusan karena harus dilihat lebih jauh oleh Kementerian Perindustrian.
"Permintaan udah banyak, nanti di-review sama Menteri Perindustrian (Airlangga Hartarto). Paling banyak industri lensa," jelasnya.
Baca Juga: Meski Impor, Pemerintah Masih Bermimpi Bisa Ekspor Garam Industri
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tahun 2020 merupakan tahun terakhir Indonesia melakukan impor garam, khususnya garam untuk kebutuhan industri.
Sebab untuk garam konsumsi tidak ada masalah, bahkan surplus. Sebagai upaya dalam memutus impor, yaitu dengan menyiapkan lahan seluas 30.000 hektare (ha) untuk produksi garam di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk pengerjaannya sendiri akan mengunakan teknologi yang lebih baik, sehingga bukan hanya akan mencukupi kebutuhan garam, juga produksinya lebih bagus dengan kadar 98%. Untuk memenuhi kebutuhan industri garam dalam negeri tahun 2018, Indonesia memutuskan melakukan impor 3,7 juta ton yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
”Saya yakin dengan upaya ini, kebutuhan garam industri akan terpenuhi tanpa impor,” kata Luhut saat memberikan kuliah umum bertema ”Pengembangan Industri dan Jasa Maritim Indonesia Untuk Mewujudkan Visi Poros Maritim Dunia” di Auditorium Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Jalan Pajajaran, Condongcatur, Depok, Sleman, Jumat 9 Februari 2018.
Menurut Luhut, selama ini potensi tersebut tidak digarap karena selama bertahun-tahun tidak pernah dikerjakan. Padahal Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 99.093 kilometer. Kondisi ini sebenarnya dapat menjadi modal kuat untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi maupun industri dalam negeri.
(Dani Jumadil Akhir)