"Kita tahu di awal tahun tekanan harga beras menekan. BI volatile food yang harus diperhatikan di cabe merah bawang putih dan beras kita musti jaga. Kalau enggak ini bisa menimbulkan tekanan ke inflasi dan kita enggak ingin inflasi volatile food itu diatas 4-5% ditahun 2018," ucapnya.
Apalagi lanjut Agus, Dalam beberapa waktu terakhir inflasi terhadap komoditas pangan di pulau Jawa fan Sumatera relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah timur Indonesia. Bahkan inflasi pada komoditas pangan di pulau Jawa relatif lebih besar jika dibandingkan rata-rata infalsi tiga tahun belakangan.
"Inflasi di daerah kalau kita lihat di kawasan Pulau Jawa dan Sumatera. Itu volatile food lebih tinggi dari inflasinya rata rata tiga tahun terakhir. Sekarang ini agak tinggi dibandingkan tiga tahun. Tetapi di kawasan timur Indonesia yang biasanya inflasinya tinggi. Misal di Kalimantan Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara, secara umum inflasi volatil food-nya lebih rendah dibandingkan tiga tahun lalu," tutur Agus Marto.
Selain itu lanjut Agus, angka inflasi di Minggu ketiga Februari juga disebabkan adanya tekanan pada harga minyak dunia. Karena dalam beberapa hari terakhir, harga minyak dunia dikabarkan meningkat tajam.
"Inflasi juga dari harga minyak dunia. Karena harga minyak dunia ada kenaikan. Ini secara tidak langsung bisa berdampak kepada inflasi di Indonesia," kata dia.