Tiko meyakinkan bahwa, jika Bank Sentral merubah arah kebijakan suku bunga acuan, hal tersebut tidak serta merta mengerek suku bunga kredit dan suku deposito. Apalagi, saat ini pertumbuhan kredit secara nasional masih single digit di angka 8%.
Kartika mengatakan, penurunan suku bunga kredit masih bisa berlanjut di triwulan dua dan tiga 2018.
"Jadi tidak usah kawatir bahwa suku bunga kredit langsung otomatis naik, tidak akan seperti itu," kata dia.
Dia juga menyebut bahwa tekanan Rupiah saat ini disebabkan adanya periode pembayaran dividen dari korporasi pada April dan Mei, terutama korporasi yang harus membayarkan dividen dalam bentuk Dolar AS. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya dana asing yang keluar dari sisi ekuitas.
"Investor kan lihatnya arah kebijakan, jadi enggak harus responsif secara reaktif juga tapi memang arah kebijakannya harus berubah. Artinya arah kebijakannya sudah tidak bisa lagi menurun sudah mulai menaik," tutup dia.
(Fakhri Rezy)