Agus Marto: Rupiah Melemah Akibat Kondisi AS
Pelemahan Rupiah, menurut Agus disebabkan kondisi global yang lebih kuat, khususnya dari negara adidaya AS, dibandingkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Dia menyatakan, inflasi masih sesuai dengan kisaran 3,5+1%, defisit transaksi berjalan lebih rendah dari batas aman 3% PDB, momentum pertumbuhan ekonomi berlanjut diikuti oleh struktur pertumbuhan yang lebih baik, dan stabilitas sistem keuangan yang tetap kuat.
Kepercayaan asing juga terus membaik yang tercermin pada upgrade rating Indonesia oleh Moody’s, JCRA, dan R&I serta dimasukkannya obligasi negara ke dalam Bloomberg Global Bond Index.

Namun, kondisi ekonomi AS lebih kuat berdampak sehingga nilai USD meningkat. Mata uang Paman Sam ini mengalami penguatan akibat dari berlanjutnya kenaikan yield UST (suku bunga obligasi negara AS) hingga mencapai 3,03%. Persentase ini tertinggi sejak tahun 2013.
Baca Juga : Menko Darmin Prediksi Rupiah Tak Akan Kembali ke Rp13.500/USD
"Secara umum dalam kajian BI ekonomi Indonesia terus membaik walaupun sekarang ini kondisi global memiliki dinamika tinggi sehingga kondisi ekonomi yang baik tertutup kondisi dunia yang penuh dinamika," jelasnya.
Dari kondisi domestik, depresiasi Rupiah juga terkait faktor musiman permintan valas yang meningkat pada triwulan-II. Hal ini akibat keperluan pembayaran utang luar negeri dan pembiayaan impor, serta dividen.
(feb)
(Rani Hardjanti)