Sri Mulyani Minta Masyarakat Tetap Tenang
Walau demikian, Sri Mulyani meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia tidak perlu panik. Menurutnya, pelemahan mata uang Rupiah terhadap dolar AS bukan hanya tidak hanya terjadi pada Indonesia.
Baca Juga: Nyaris Rp14.000, Rupiah Melemah ke Level Rp13.933 per USD
Menurutnya, negara-negara lain pun mengalami pelemahan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS. Bahkan negara maju sekalipun terkena dampak penguatan nilai tukar dolar.
"Karena Amerika Serikat (AS) adalah negera terbesar jadi akan mempengaruhi seluruh dunia. Kita memperhatikan berdasarkan pergerakan mata uang yang lain dan juga juga terhadap dolar itu sendiri. Masyarakat perlu terus diberikan informasi, sehingga mereka menjadi lebih tenang," ujarnya.
Wanita yang biasa disapa Ani menyebut, nilai tukar Rupiah terhadap dolar masih relatif rendah jika dibandingkan nilai tukar mata uang negara lain baik negara maju maupun berkembang. Menurutnya, dinegara-negara maju, nilai mata uangnya terhadap dolar justru mengalami depresiasi sebesar 2%.
"Kalau kita lihat pergerakan dalam dua hari terakhir dimana waktu terjadi penguatan dolar itu terasa di seluruh dunia beberapa mata uang negara maju bahkan bisa terdepresiasi di atas 2%," jelasnya.
Baca juga: Rupiah Mendekati Rp14.000/USD, Apindo: Kita Kurang Antisipasi
Menurut Ani, India bahkan mengalami depresiasi mata uangnya jauh lebih dalam dari Indonesia. Namun negeri Bollywood justru menyikapinya dengan positif dan akhirnya bisa mendongkrak nilai ekspor.
"Mata uang di sekitar kita bahkan juga depresisasinya di atas. India melakukan depresiasi lebih dalam karena mereka ingin memacu ekspornya. Jadi dalam hal ini masyarakat diharapkan tenang karena memang terjadi pergerakan namun kita juga perlu mengambil manfaat," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)