JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat (USD) jangan hanya dilihat dari nominalnya saja. Hanya saja untuk bisa mengubah pemikiran tersebut, implementasi penyederhanaan nilai mata uang atau redenominasi Rupiah masih menjadi tantangan.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, depresiasi Rupiah bila dilihat angkanya memang besar, karena USD1 sama dengan lima digit Rupiah. Sedangkan mata uang negara lain, USD1 sama dengan satu ataupun dua digit mata uangnya.
"Jadi Rupiah tertekan jangan dilihat dari nominal tapi persentasenya, karena persentase kita walaupun depresiasi, depresiasi kita pasti lebih kecil dibandingkan depresiasi negara lain. Misalnya negara tetangga kita Turki, Brazil ataupun negara lain seperti India," tuturnya, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Hanya saja, kata Agus, supaya saat depresiasi Rupiah bisa terlihat angkanya tidak begitu besar, maknya implementasi redenominasi harus dilakukan. Namun implemtasinya masih dalam diskusi pemerintah, BI, dengan DPR.
"Tapi 2018,2019 belum Tetapi kalau bisa di 2019 atau 2020 bisa masuk dan RUU Redenominasi Mata Uang," jelasnya.