JAKARTA – Di tengah fluktuatifnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), kondisi tersebut tidak terlalu berdampak besar terhadap pertumbuhan dana kelolaan reksadana di paruh pertama tahun ini. Berdasarkan rilis Infovesta Utama, disebutkan, dana kelolaan industri reksadana per akhir Juni berada di angka Rp488,96 triliun.
Sedangkan dana kelolaan di akhir Desember 2017 berada di Rp459,57 triliun. Artinya selama semester I 2018 dana kelolaan industri reksadana tumbuh sebesar 6,39%. Angka tersebut mencakup reksadana denominasi rupiah dan dolar AS namun tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas. Tumbuhnya dana kelolaan industri reksadana di awal semester I disumbang oleh kenaikan dana kelolaan reksadana saham dan terproteksi yang cukup signifikan.
Berdasarkan data per akhir Juni, reksadana saham mencatat kenaikan dana kelolaan sebesar 14,13% atau sekitar Rp19,42 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu. PerJuni, dana kelolaan reksadana saham Rp144,61 triliun. Sedangkan dana kelolaan reksadana terproteksi tercatat naik 11,78% atau naik sekitar Rp13,55 triliun dari akhir tahun lalu. Dana kelolaan reksadana terproteksi mencapaiterproteksiRp117,29 triliun per akhir Juni.
Selain kedua reksadana tersebut, reksadana indeks, ETF dan DIRE juga mengalami kenaikan dana kelolaan. Sementara dana kelolaan reksadana pendapatan tetap, campuran dan pasar uang justru menyusut di akhir Juni 2018. Dalam risetnya, Infovesta Utama menuturkan, di tahun 2018 ini industri reksadana masih memiliki harapan untuk kembali menguat seiring harapan pertumbuhan ekonomi yang baik, harapan yang tinggi atas realisasi pembangunan infrastruktur, rendahnya inflasi dan ekspektasi perbaikan harga komoditas yang menjadi katalis bagi pasar obligasi maupun saham.