“Namun itu tidak akan berdampak banyak pada pengurangan biaya logistik,” kata Fary kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan.
Menurutnya, integrasi itu diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas Tol JORR. Sebab selama ini kemacetan menjadi faktor yang paling memengaruhi biaya logistik ketimbang tarif tol. Tapi, terhadap rencana kenaikan tarif tol JORR, seiring integrasi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) pada 29 September pukul 00.00 WIB akan menemui polemik di masyarakat. Karena untuk nominal tarif integrasi golongan I menjadi Rp 15.000, golongan II-III sebesar Rp 22.500. Adapun untuk golongan IV-V menjadi Rp30.000.
“Sementara untuk Bintaro Viaduct-Pondok Aren, golongan I Rp3.000, golongan II-III Rp4.500, dan golongan IV-V sebesar Rp 6.000,” tambahnya.
Karena itu Fary mengingatkan bahwa rencana pemberlakuan tarif baru per tanggal 29 September nanti pasti akan di sesalkan masyarakat pengguna walaupun maksud pemerintah integrasi tol ini akan mengurangi kemacetan di tol, membuat efisien biaya logistik, dan membuat murah jarak jauh dalam pengangkutan termasuk logistik dan barang.
“Nyatanya biaya logistik menjadi tidak efisien,” sebutnya.
(Kiswondari)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)