Dia mengaku selama dua tahun mengawali bisnis keju dan harus berjuang keras. Dia juga sering menangis. “Dulu, saya sering berpikir bagaimana saya bisa membayar gaji pegawai? Bagaimana saya bisa membeli susu,” tuturnya.
Bagaimana mengawali bisnis yogurt? Suatu hari, Ulukaya melihat sebuah iklan tentang penjualan pabrik yogurt senilai USD700.000. Dia pun berkonsultasi dengan seorang pengacara yang memberikan argumentasi tentang penolakan pembelian pabrik itu karena akan berurusan dengan isu lingkungan. Pengacara itu mengungkapkan bahwa pabrik yogurt tutup menunjukkan bisnis tersebut memang tidak baik.
“Saya sempat tidak tidur. Saya kembali memanggil pengacara saya. ‘Saya tidak tahu apa itu yogurt. Tapi, saya bisa merasakan saya melakukan sesuatu dengan yogurt’,” ujar Ulukaya. “Hingga pada 17 Agustus 2005, saya membeli pabrik itu,” katanya.
Ulukaya memberikan keterangan kenapa pabriknya diberi nama Chobani karena itu berarti penggembala. Dia menceritakan pada 2005, perusahaan yogurtnya hanya memiliki pangsa pasar setengah persen. Bagaimana untuk saat ini? “Lebih dari 50%,” ujarnya. (Andika Hendra)
(Dani Jumadil Akhir)