JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berusaha untuk menangani kota Palu dan Donggala pasca dilanda bencana. Berbagai langkah pun telah disusun agar proses penanganan bisa dijalankan dengan cepat dan terorganisir.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan, ada sekitar empat langkah yang akan dilakukan oleh pihaknya. Langkah pertama adalah evakuasi para korban yang tertimbun renruntuhan.
Menurut Syarif ada beberapa daerah yang saat ini masih banyak korban meninggal yang belum dievakuasi. Khsususnya di wilayah Donggala, Sigi, Palu.
"Langkah pertama evakuasi. Ada beberapa daerah yang memang belum bisa diangkat mayat-mayatnya yang berada di sekitar Kota Palu tentu saja di daerah Donggala, Sigi, Palu dan tentunya," ujar saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca Juga: Pemerintah Minta Kontraktor Kirim Alat Berat ke Palu dan Donggala
Lalu langkah kedua adalah membuka akses jalan di wilayah-wilayah terdampak. Tujuannya adalah agar mempermudah akses bantuan masuk ke pengungsian.
Saat ini baru tiga akses utama menuju Palu yang bisa dilalui oleh kendaraan Logisitik. Ketiga akses tersebut yakni Mamuju-Pasar Gayo, Donggala-Palu, akses menuju Palu via Poso dan dan Kebun Kopi.
"Ada tiga akses utama menuju Palu. Kemudian akses yang diharapkan. Bisa bekerja secara maksimal adalah lapangan terbang, dan kemarin di Airport sudah ada Garuda juga sudah ada Lion Air walaupun sifatnya masih dalam kondisi darurat," jelasnya.
Baca Juga: Kesedihan Keluarga Atlet Paralayang Korban Gempa Palu
Kemudian langkah ketiga yang disiapkan adalah bagaimana menyediakan air bersih bagi para pengungsi. Ada beberapa skenario yang disiapkan dari mulai pengeringan air bersih lewat darat, udara dengan cara dijatuhkan dari pesawat dengan menggunakan parasut.
"Ketiga adalah masalah air bersih dan itu juga dikirim melalui darat baik dari Makassar ada beberapa tandon air. Di sana sumber air sebenarnya banyak, kemudian perlu proses sehingga dibutuhkan proses air dan itu juga harus dikirim. Yang kedua adalah tangki-tangki air itu sangat dibutuhkan," jelasnya.
Dan langkah keempat adalah dengan melakukan pembersihan pada Kota Palu dan Donggala. Menurutnya upaya pembersihan tersebut selain untuk menata ulang kota Palu juga untuk menghilangkan trauma para korban yang selama.
"Kota itu menjadi bersih atau kebersihan kota dari puing-puing itu bisa diselesaikan dulu. Karena trauma juga bisa hadir karena melihat situasi yang tidak teratur," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)