JAKARTA - Pemerintah saat ini terus berusaha untuk menekan angka defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD). Sebab hingga triwulan ketiga ini, angka defisit transaksi berjalan Indonesia masih bengkak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah sangat optimis jika defisit transaksi berjalan bisa terus turun hingga akhir tahun 2018. Bahkan dirinya memperkirakan CAD Indonesia bisa berada di angka 3% dari Product Domestic Bruto (PDB) pada akhir tahun 2018.
"CAD dalam. Sampai akhir tahun bisa turun 3% dari PDB," ujarnya dalam acara Economic Outlook UOB di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (2/10/2018).
Baca Juga: Defisit Neraca Berjalan 2018 Diprediksi Bengkak Jadi USD25 Miliar
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, salah satu upaya untuk menekan CAD adalah dengan mengurangi impor dan menggenjot ekspor. Sebab menurutnya, angka impor Indonesia saat ini hingga kuartal III 2018 masih sangat tinggi.
"Total impor capital goods mencapai 15,9% pertumbuhannya dan barang intermediary mencapai 17,8%," ucapnya.
Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong penerapan B20 yang telah diresmikan beberapa waktu lalu. Tujuannya adalah untuk mengurangi impor bahan baku untuk minyak.
"Makanya ada B20 untuk biodiesel kurangi porsi minyak dan gas. Karena salah satu kontributor impor yang tinggi karena konsumsi minyak," jelasnya.
Baca Juga: Soal Defisit Transaksi Berjalan, Sri Mulyani: Saya Tak Akan Berhenti Ngomel
Dirinya berharap agar upaya-upaya tersebut bisa efektif untuk menekan CAD. Sebab jika terus melebar, bisa memengaruhi perekonomian dalam negeri karena kepercayaan investor kepada Indonesia akan sendirinya berkurang.
"Melebarnya CAD akan menimbulkan confidence problem. Lihat komposisi impor ini bisa calculate kalau ekonomi growing fast maka permintaan untuk dua komponen impor akan meningkat. Ini yang terjadi pada kuartal III 2018," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)