2. Gubernur BI: Rupiah Rp15.000/USD Jangan Dianggap Kiamat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, pelemahan mata uang tak hanya di alami Indonesia. Namun juga dialami seluruh negara di dunia.
Perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga kenaikan suku bunga acuan Negeri Paman Sam tersebut, membuat Dolar AS perkasa memukul mata uang negara lainnya. Oleh sebab itu, hal ini merupakan fenomena global.
Menurut Perry, hal yang perlu diperkatikan yakni tingkat depresiasi dan volatilitas kurs Rupiah, bukan soal besaran nominalnya. Kata dia, kondisi depresiasi Rupiah lebih rendah ketimbang negara-negara berkembang lainnya.
"Kita harus perhatikan dulu persentase depresiasinya, supaya kita tidak melihat Rp15.000 (per USD) itu seperti sudah kiamat," ujarnya.
3. Rupiah Anjlok Rp15.100/USD, Menko Darmin 'Salahkan' Kuatnya Ekonomi Amerika
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat disebabkan beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah menguatnya perekonomian Amerika Serikat.