“Kalau di media sosial itu ada laporan penggunaan jimat di Jember. Lalu, ada yang demi SKD meninggalkan pasangannya saat resepsi penikahan karena jadwalnya, ada juga yang saat SKD melahirkan,” ungkapnya.
Pakar administrasi publik Yogi Suprayogi menilai kecilnya angka kelulusan sementara tersebut tidaklah masalah. Pemerintah harus tetap konsisten dengan passing grade yang telah ditetapkan.
“Kita ingin mencari bibit yang baik. PNS ini bukan hanya seperti dulu yakni direkrut secara formalitas. Saya pikir, anak hasil tes dengan sistem CAT lebih bagus kualitasnya,” tandasnya.
Menurut dia, SKD merupakan langkah untuk mengukur kemampuan dasar. Seharusnya hal ini berkaitan dengan pengetahuan yang sudah di dapat sejak sekolah dasar.
