Konstruksi jembatan yang membentang di atas Sungai Ciliwung ini sengaja dibangun secara terpisah, tepat di samping jembatan yang sudah ada. “Alhasil, nantinya tepat di kawasan Pasir Angin, Gadog, ada empat lajur dengan (jembatan yang lama),” katanya.
Dengan duplikat jembatan baru tersebut maka jalur Puncak secara keseluruhan memiliki lebar 16 meter.
“Jembatan baru untuk kendaraan dari arah Jakarta, sedangkan jembatan lama untuk kendaraan dari arah Puncak. Untuk jembatan baru lebarnya 9 meter. Kita akan bebaskan tanah juga di situ,” katanya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama mengatakan, penambahan lajur dengan membuat jembatan baru untuk mengurai kemacetan akibat bottle neck ketika volume kendaraan meningkat.
“Yang jelas, kami menyambut positif upaya pemerintah dalam mengatasi kemacetan di jalur Puncak ini,” katanya.
Sambutan positif juga diungkapkan sejumlah kalangan warga sekitar jalur Puncak. Bahkan, beberapa warga dan tokoh politik mengaku mendukung penuh program ini. Sementara PKL yang masih berproses relokasi akibat adanya pelebaran jalan berharap lapak yang sedang dibangun sebagai tempat relokasi mereka cepat selesai.
“Kita mendukung penuh kebijakan pelebaran jalan ini karena banyak manfaatnya. Tapi, perhatikan juga dong PKL yang hingga saat ini masih banyak belum dapat kepastian soal relokasi” ungkap Khoirudin, 49, warga Cibereum, Cisarua, Puncak, Bogor. Hal senada diungkapkan Slamet Mulyadi, anggota DPRD Kabupaten Bogor yang merupakan warga Puncak, juga mendukung penuh kegiatan pelebaran jalan ini.
“Pokoknya, kami pasti dukung segala kebijakan yang positif dari pemerintah untuk rakyat banyak. Meski jalur puncak 2 juga yang digadang gadang sebagai solusi macet puncak hingga saat ini tak ada kepastian. Kalau sekarang puncak dilebarin dan anggarannya sudah ada, kenapa tidak kita dukung?” paparnya. (Haryudi)
(Dani Jumadil Akhir)