"Sebab, biaya jagung berkontribusi 50% dari total biaya produksi pakan," kata Ki Musbar.
Dia juga berharap agar jagung impor sebaiknya datang paling telat akhir tahun. "Apabila tiba di Indonesia pada awal tahun 2019, bisa tidak dapat terserap oleh peternak mandiri karena bersamaan dengan panen raya, di mana harga jagung di petani lebih murah," ucapnya.
Baca Juga: Harga Telur Ayam Merosot di Tengah Mahalnya Jagung
Mengenai keputusan Pemerintah yang akhirnya mengeluarkan izin impor jagung, Dekan Fakultas Pertanian IPB Suwardi memiliki pandangan berbeda.
Menurutnya dari segi jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, produksi kita mungkin saja sudah mencukupi. Tetapi jumlah saja tidak cukup karena masih ada faktor lain.