"Ini juga yang selama ini datangkan industri baru dan PHK tertekan luar biasa karena tarif bagi industri tidak ada kenaikan. Itulah yang justru amankan kondisi PLN,” ucapnya.
Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai menguat dalam beberapa hari terakhir ini. Adapun saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sudah meyentuh angka Rp14.492 per USD.
Baca Juga: Sempat Ditunda, Proyek 35.000 Mw Direvisi Lagi
Menurut Sofyan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS belakangan ini membuat kerugian perseroan mulai sedikit berkurang. Sebab menurtnya, penguatan kurs ini juga berarti beban operasional perseroan juga mulai berkurang.
Selain penguatan Rupiah, berkurangnya kerugian perseran juga disebabkan turunnya harga minyak dunia hingga ke level USD50 per barel. Menurutnya ini sangat penting sebab dalam operasionalnya, PLN juga masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik Perseroan.
“Iya, lebih baik dalam arti operasional kita bisa lebih baik karena kemarin kan kita rugi kurs. (Penguatan Rupiah) ini justru akan mengurangi (kerugian PLN),” kata Sofyan.