Selanjutnya, Menteri Energi Iran Bijan Zangeneh berpendapat bahwa negaranya seharusnya tidak dipaksa untuk memangkas produksi karena sanksi yang diberikan tersebut. Pendapat ini didukung oleh Arab Saudi. Akhirnya OPEC setuju untuk membebaskan Iran, bersama dengan Venezuela dan Libya.
Presiden OPEC dan Menteri Minyak UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei mengatakan, selain negara-negara pengecualian, sisanya akan mengurangi produksi sekitar 2,5% dari Oktober. OPEC menjadwalkan ulang pertemuan tengah tahun pada bulan April sehingga dapat meninjau kondisi pasar dan menyesuaikan kebijakan yang diperlukan.
Aliansi tersebut tidak mengeluarkan kuota khusus untuk masing-masing negara, tetapi eksportir OPEC teratas yakni Arab Saudi, meletakan jalur produksinya selama konferensi pers.
Produksi kerajaan itu mencapai 11,1 juta bph pada November lalu, yang paling tertinggi untuk pertama kalinya. Itu kemungkinan akan jatuh ke 10,7 juta bph pada bulan Desember dan 10,2 juta bph pada bulan Januari, kata Menteri Energi Saudia Khalid Al-Falih.