“Hal ini sebagian didorong oleh komitmen kami untuk memulai dengan langkah yang tepat pada tahun 2019, dan untuk menunjukkan bahwa pengiriman pada perjanjian ini tidak akan memakan waktu yang lama dan berlarut-larut,” ungkap Falih. “Kami mengatakan apa yang kami maksud dan kami memberikan apa yang kami katakan.”
Pengungkapan itu luar biasa karena analisis telah berspekulasi bahwa Arab Saudi bisa berusaha menutupi ukuran pemotongan produksinya untuk menghindari mengasingkan Trump.
Pihak Administrasi Trump meminta untuk peningkatan produksi tengah tahunan untuk bersiap memulihkan sanksi terhadap Iran, kebijakan yang telah mendorong harga minyak sepanjang tahun 2018.
(Feby Novalius)