“Akibatnya, rupiah menguat signifikan ke level Rp14.075 per USD atau 2% dalam sepekan terakhir,” katanya.
Bhima memprediksi ekonomi AS tahun ini akan melambat di 2,5%. Hal ini ditunjukkan oleh Fed Rate yang hanya naik dua kali dibanding empat kali tahun 2018. Selain government shutdown , efek perang dagang AS-China yang berlanjut dan efek reformasi perpajakan Trump yang habis menjadi pemicu lambatnya ekonomi AS.
“Ini bisa berlanjut hingga 2020 di mana AS menghadapi pemilu,” ujarnya.
Baca Juga: Investor Berpenghasilan di Atas Rp10 Juta Mendominasi Pasar Saham Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada beberapa dampak yang akan terjadi atas kejadian government shutdown.