Dia juga menjabat sebagai chief technology officer untuk Stardoll, sebuah perusahaan game online yang berhubungan dengan fashion. Ek akhirnya mendirikan perusahaan pemasaran online sendiri bernama Advertigo, yang dia jual kepada perusahaan pemasaran digital Swedia, TradeDoubler, pada 2006 dengan harga sekitar USD1,25 juta.
Usianya baru 23 tahun. Ek awalnya ingin pensiun dini. Maka itu, dia mengambil rezeki nomplok, lalu membeli apartemen mewah di tengah Kota Stockholm dan Ferrari merah yang dia kendarai ke klub malam bersama teman-temannya. Tetapi, ternyata gaya hidup seperti itu justru membuatnya tertekan.
“Saya menyadari bahwa gadis-gadis yang saya temui bukanlah orang-orang yang sangat baik,” kata Ek.
“Mereka hanya memanfaatkan saya. Teman-teman saya pun bukan teman sejati. Mereka adalah orang-orang yang ada di sana untuk saat-saat yang menyenangkan, tetapi jika itu berubah menjadi buruk, mereka akan meninggalkan saya dalam sekejap,” bebernya.
Sementara mengumpulkan kekayaan kecil pada usia muda, pada 2014 Ek mengatakan, “Tidak ada yang mengajari Anda apa yang harus dilakukan setelah Anda mencapai kemandirian finansial.” Ek dengan cepat menyadari bahwa uang bukan masalah baginya selama dia mengerjakan sesuatu yang dia sukai.
“Saya mulai berpikir tentang apa yang benar-benar penting bagi saya. Saya menyadari bahwa ada dua hal dalam hidup saya yang selalu sangat mengesankan, yaitu musik dan teknologi,” katanya.
Dari situ, Ek bertekad membuat proyek besar berikutnya. Pada 2006, dia bekerja sama dengan Martin Lorentzon, pendiri Trade Doubler, membuat Spotify. Mereka menggunakan Napster sebagai inspirasi sambil berusaha menghindari masalah hukum seputar pembajakan dengan mengandalkan teknologi streaming dan mengamankan kesepakatan lisensi dengan perusahaan rekaman.
Layanan streaming resmi tersebut diluncurkan untuk pengguna Eropa pada Oktober 2008 setelah Ek menghabiskan lebih dari dua tahun mengembangkan layanan dan meyakinkan label rekaman dan artis untuk membuat Spotify mengalirkan musik mereka. Kesulitan dalam memperoleh lisensi internasional untuk musik berarti bahwa Spotify tidak dapat diluncurkan di AS hingga 2011.
Dari sana, Spotify terus menghadapi berbagai hambatan untuk pertumbuhan, termasuk perselisihan dengan label rekaman besar dan saingan seperti Apple serta boikot dari musisi seperti Taylor Swift yang kritis terhadap berapa banyak uang yang dihasilkan streaming Spotify untuk artis rekaman.
Sekarang Spotify ada di mana-mana. Pengguna bulanannya mencapai hampir 160 juta, termasuk 71 juta pelanggan berbayar. Pendapatan perusahaan pada 2017 adalah USD5 miliar. Spotify sekarang bernilai puluhan miliar dolar dan Ek jauh lebih kaya.
Ke depan Spotify bersaing dengan raksasa teknologi saingan seperti Apple dan Amazon di bidang streaming musik. Tetapi, Spotify mengklaim memiliki 36% pelanggan streaming , jauh lebih banyak daripada pesaingnya. Beberapa analis percaya bahwa Spotify dapat menggandakan jumlah pelanggan premiumnya pada 2020.
(Feby Novalius)