JAKARTA - Di tengah terbatasnya lahan dan harga yang terus melambung, banyak orang berpikiran, hunian murah dan terjangkau di kota-kota besar mustahil didapat, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Namun, kenyataannya di beberapa area kota masih menyediakan rumah murah dengan fasilitas memadai.
Hidup di kota besar memang memberikan segala kemudahan serta fleksibilitas yang diidamkan dengan tersedianya beragam fasilitas super lengkap untuk anda dan keluarga. Namun, permasalahannya, saat mencari hunian dengan harga terjangkau, kini semakin sulit seiring makin meroketnya harga akibat keterbatasan lahan. Jika ingin mendapatkan rumah yang nyaman, anda harus rela mencari hunian yang berada di pinggir kota.
Meski begitu, sejatinya masih bisa mendapatkan rumah dengan harga lebih miring di sejumlah daerah. Tentu untuk mendapatkan hunian murah tersebut, anda harus siap berebut dengan pencari properti lainnya.
Baca Juga: LRT City Jadi Tren Hunian Vertikal Baru untuk Kaum Milenial
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengungkapkan, di ibu kota Jakarta memang sudah tidak tersedia lagi rumah tapak (landed house) baru dengan harga di bawah Rp500 juta. Kalaupun ada, kata dia, kondisi hunian pasti sudah rusak dan tidak memadai.
“Lokasinya juga biasanya tidak bagus, berada di gang sempit. Bangunannya, umumnya sudah rusak dan tidak layak, maka harganya murah,” ujarnya kepada KORAN Sindo, kemarin.
Karena itu, menurut Ali, hunian terjangkau banyak tersebar di daerah-daerah pinggiran Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Meski berada agak jauh dari kota, perumahan ini sebenarnya layak menjadi pilihan, apalagi dengan pembangunan infrastruktur dan integrasi transportasi yang berlangsung masif seperti saat ini.
Sedangkan kota-kota besar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, masih menawarkan hunian murah di pusat kota, meskipun lokasinya tidak banyak karena harga lahan yang terjangkau.
Baca Juga: Hunian Mewah Smart Living, Apa Itu?
Tahun ini, ujar dia, siklus properti bakal tetap stabil meski memasuki tahun politik sehingga permintaan terhadap hunian dengan harga ramah di kantong tetap ada, bahkan terus meningkat. Potensi pasar paling besar berada pada segmen menengah sebanyak 40% dari penduduk Indonesia.
Meski permintaan diiringi kenaikan harga, konsumen tetap akan mencari rumah sebagai kebutuhan dasarnya. “Rumah yang dipilih mungkin unit kecil, tapi nilai investasinya tidak kecil. Konsep rumah tumbuh yang kian menjamur saat ini adalah realitanya,” kata Ali.
Follow Berita Okezone di Google News