Terkait capaian sepanjang 2018 lalu, kata Bambang, ketiga wilayah kerja di bawah PHI berhasil memenuhi target lifting yang ditetapkan, bahkan PHSS dan PHKT dapat meningkatkan jumlah lifting melebihi target. Bambang menekankan bahwa kontribusi ketiga anak perusahaannya sangat signifikan.
Melalui PHKT sebagai satu-satunya WK yang menyuplai gas langsung ke RUV, PHI berhasil menyuplai lebih dari 36 mmscfd sejak pekan ketiga Desember 2018 berdampak pada berkurangnya kebutuhan impor. Selain itu, PHI melalui PHM, PHSS, dan PHKT, memasok sekitar 380 mmscfd untuk kebutuhan gas pipa domestik di wilayah Kalimantan Timur dalam menunjang kegiatan ekonomi di wilayah itu.
“Untuk 2019, PHI terus fokus agar bisa mempertahankan dan meningkatkan suplai gas untuk kebutuhan domestik,” kata dia.
Kinerja PDSI
Di sisi lain, anak usaha Pertamina di sektor jasa drilling service, yakni Pertamina Drilling Services Indonesia, mencatatkan kinerja memuaskan sepanjang tahun 2018.
Direktur Utama PDSI Budhi Pangaribuan menjelaskan, PDSI mampu mempertahankan pendapatan konsolidasinya hingga sebesar USD238 juta. Pendapatan itu melebihi target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar USD237 juta dan pendapatan tahun sebelumnya mencapai USD235 juta. Sedangkan untuk laba bersih PDSI mengalami peningkatan hingga 150% dari target USD12 juta meningkat menjadi USD18 juta.
“Kami mampu mempertahankan pendapatan pada tahun ini, salah satunya karena kami mampu meningkatkan angka utilitas dan produktivitas rig, serta sebaliknya menekan angka non-productive time (NPT),” kata dia.
Selain dari jasa penyewaan rig dan layanan pengeboran, secara umum pendapatan tahun 2018 bisa dipertahankan karena PDSI mampu mengoptimalkan keberadaan unit bisnis non-rig services, seperti Top Drive, H2S Monitoring Unit, Horizontal Drilling, Aerated Drilling, Water Pump, Fishing & Milling, Coring, hingga Integrated Project Management dan Well Control Team.
Tak berhenti di situ, Patra Drilling Contractor (PDC), anak perusahaan PDSI, juga turut memberi andil terhadap pendapatan keseluruhan PDSI pada tahun 2018. Menurut Budhi, peningkatan pendapatan PDC yang sangat signifikan hingga memengaruhi PDSI berasal dari tingginya realisasi pendapatan dari unit bisnis engineering, procurement, dan contractor (EPC). Budhi meyakini PDSI bisa mempertahankan bahkan meningkatkan pendapatannya lebih besar lagi pada akhir tahun 2019.
“Selain karena faktor peluang-peluang kerja baru berskala besar yang terbuka lebar bagi PDSI dan PDC, keyakinan ini tidak lepas dari kehadiran Indonesia Drilling Training Center (IDTC),” kata dia. (Nanang Wijayanto)
(Dani Jumadil Akhir)