JAKARTA – Wealth-X dalam laporannya mencatat jumlah kekayaan individu maupun kolektif beberapa orang di dunia meningkat sekitar 2%.
Dilansir dari CNN, Kamis (31/1/2019), terdapat 23 juta individu berpenghasilan tinggi pada 2018, dengan kekayaan bersih gabungan sebesar USD62 triliun.
Kekayaan yang mereka dapat mayoritas adalah hasil usaha sendiri dan kebanyakan mereka tinggal di Amerika Serikat. Negara ini mengklaim 40% dari populasi menjadi orang terkaya di dunia.
Bahkan di antara orang-orang kaya tersebut, ada 2 kategori kekayaan yakni kekayaan yang bernilai tinggi dan yang sangat tinggi. Wealth-X melacak individu bernilai tinggi, atau orang yang memiliki aset bersih antara USD1 juta dan USD30 juta. Hampir 90% individu dengan kekayaan bernilai tinggi memiliki kekayaan antara USD1 juta dan USD5 juta.
Baca Juga: Orang-Orang Superkaya yang Hidup Sederhana
Adapun individu dengan kekayaan sangat tinggi memiliki kekayaan lebih dari USD30 juta. Mayoritas orang kaya di dunia adalah laki-laki, dan hanya 16% wanita yang memiliki penghasilan tinggi. Kemudian dari individu dengan kekayaan tertinggi hanya 14% yang dipegang oleh wanita.
Lebih dari 40% dari mereka tinggal di Amerika Utara, sementara 10% tinggal di Eropa dan 10% di Asia. Amerika Serikat memiliki individu-individu dengan kekayaan paling tinggi, diikuti oleh Cina, Jepang, Jerman, dan Inggris.
New York City memiliki orang-orang dengan kekayaan paling tinggi di antara kota-kota lain di dunia, meskipun jumlahnya menyusut sekitar 0,5% pada 2018. Namun, dengan hanya di bawah satu juta individu dengan kekayaan besar, penduduk kaya New York sebanyak 65% lebih besar dari kota dengan jumlah penduduk terkaya terbanyak kedua yaitu Tokyo.
Selanjutnya, Hong Kong memiliki populasi terbesar penduduk ultra-kaya, dan menjadi kota pertama yang memiliki lebih dari 10.000 individu superkaya setelah menyalip New York tahun lalu.
Baca Juga: Rahasia Sukses Miliarder Bill Gates dan Warren Buffett
Tetapi populasi high-net-worth di Hong Kong turun lebih dari 11% pada 2018, karena pasar di Hong Kong dan Cina bereaksi negatif terhadap ketidakpastian perdagangan antara AS dan Cina.
Adapun, negara-negara dengan pertumbuhan terbesar yang diharapkan dalam individu-individu bernilai tinggi dalam lima tahun ke depan yaitu Nigeria, Mesir, Bangladesh, dan Vietnam.
Bagaimana mereka menghasilkan uang?
Hanya sebagian kecil dari orang terkaya di dunia yang mendapatkan kekayaannya dari warisan. Mayoritas bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri usahanya untuk menghasilkan seluruh kekayaan mereka.
Hampir 84% individu berpenghasilan tinggi mendapatkan kekayaan dari usahanya sendiri. Hanya sekitar 5% yang dihasilkan dari warisan dan sekitar 12% memiliki kekayaan gabungan dari warisan dan usahanya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa meskipun ketidaksetaraan telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, selama beberapa abad terakhir kekayaan warisan telah menurun dan proporsi orang kaya yang kekayaannya sebagian besar hasil sendiri terus meningkat.
Di antara industri tempat orang kaya bekerja, karir yang unggul yakni keuangan, bisnis, dan investasi, diikuti oleh manufaktur, teknologi, layanan bisnis, dan konstruksi.
Lalu, apa yang mereka lakukan dengan uang mereka?
Orang-orang terkaya di dunia biasanya menyumbangkan beberapa uang mereka kepada yang membutuhkan atau biasa disebut filantropis. Hal ini biasa dilakukan terutama di kalangan superkaya. Sebanyak 36% orang kaya dan 57% orang superkaya menjadikan pemberian amal sebagai salah satu kepentingan mereka.
Sebagai contoh, tahun lalu Jeff dan Mackenzie Bezos menyumbangkan USD2 miliar untuk membantu para tunawisma dan Michael Bloomberg memberikan USD1,8 miliar kepada John Hopkins University untuk bantuan keuangan.
Menurut laporan Wealth-X, bagi sebagian besar individu berpenghasilan tinggi, memberi adalah prioritas. Namun, ketika krisis keuangan global hingga saat ini mulai pulih, memberi jauh lebih sedikit dari yang sebelumnya.
Di Amerika, pemberian amal melambat karena masalah ekonomi, juga dampak dari Undang-Undang (UU) Pemotongan Pajak dan Pekerjaan tahun 2017. UU meningkatkan deduksi yang standar, dan diharapkan dapat mengurangi jumlah pengembalian pajak yang merinci pengurangan untuk hadiah amal dari sekitar 37 juta sebelum UU menjadi 16 juta pada tahun 2018, menurut kebijakan pajak.
Penyebab amal yang paling populer di kalangan orang kaya tahun lalu adalah untuk mendukung pendidikan, layanan sosial, seni dan budaya, serta kesehatan.
(Feby Novalius)