Dirinya menegaskan, optimisme pasar tumbuh positif juga sejalan dengan optimisme JP Morgan atas bursa saham di emerging market meski masih diberatkan oleh kondisi perekonomian China yang melambat di 2019.
Sebelumnya, Credit Suisse yang menurunkan rekomendasi terhadap pasar saham Indonesia menjadi 10% underweight (mengurangi bobot) dari sebelumnya 20% overweight (menambah bobot) karena penguatan signifikan pasar saham domestik sejak Mei 2018.
Beberapa pertimbangan Credit Suisse yakni penguatan rupiah sudah cukup signifikan sehingga sudah jenuh beli (overbought), saham Indonesia sedang ditransaksikan pada valuasi premium yang sudah tidak menarik (sudah mahal), pasar saham Indonesia sudah jenuh beli (overbought) dan jenuh dimiliki (over-owned) dibanding posisinya secara historis.
Baca Juga: BEI Permudah Syarat Pencatatan Saham
Sebaliknya, proyeksi berbeda disampaikan olah JP Morgan yang menilai pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu negara di emerging market yang akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan dua digit di tahun ini negara-negara di tahun lalu melewati masa yang mendantang. Untuk itu, predikat overweight masih disematkan untuk Indonesia.