Pada periode tersebut, rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan yaitu Rp2,5 triliun, mengecil 11,1% secara yoy.
Sementara itu, jumlah beban usaha naik 20,37%, dan rugi kurs perseroan melonjak 857,07% ke level Rp573,39 miliar. Menyadari ketatnya bisnis telekomunikasi dan investasi yang besar, perseroan mengungkapkan terbuka untuk konsolidasi.
Kata Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys, perseroan tengah berdiskusi mengenai peluang konsolidasi dengan sejumlah operator telekomunikasi tanah air lainnya. Menurutnya, konsolidasi memang menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi industri telekomunikasi.
”Analisais konsolidasi telekomunikasi akan seperti apa ya sama-sama kita tunggu, siapa dengan siapa yang cocok,” ujarnya.
Baca Juga: Bayar Utang, Smartfren Telecom Bakal Rights Issue