Apalagi, kawasan ini kerap mengalami banjir dan rob setiap tahunnya. Banjir juga disebabkan kondisi drainase yang tidak memadai. Selain masalah banjir, para nelayan yang tinggal di kawasan tersebut juga kesulitan melaut dan menambatkan perahunya karena terjadinya pendangkalan alur muara Sungai Kanal Banjir Timur Lama.
"Kami nelayan terima kasih sudah dibuatkan ini. Tadinya kumuh, banyak terima kasih adanya ini (penataan kampung nelayan) karena dulunya kumuh," ujarnya saat berbincang dengan media di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2019).
Sebagai informasi, pembangunan berbagai infrastruktur yang dilakukan bertujuan untuk mendukung kawasan Tambak Lorok sebagai “Kampung Wisata Bahari” dengan meningkatkan kualitas kawasan yang sebelumnya kawasan kumuh, mengurangi risiko banjir dan rob di daerah tersebut dan penyediaan fasilitas bagi para nelayan.
Perbaikan yang dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air melalui Pekerjaan Pengembangan Drainase Tambak Lorok melalui kontrak tahun jamak dari tahun 2015 hingga tahun 2017 dengan anggaran dari APBN sebesar Rp151 miliar. Pengembangan drainase akan melindungi sekitar 2.000 kepala keluarga dari risiko banjir dan rob.
Pekerjaan yang dilakukan diantaranya berupa penggalian alur sungai sepanjang 800 meter, pemasangan pelindung tebing sungai dengan spun pile sepanjang 1,5 km dan pembuatan dinding penahan rob (parapet) sepanjang 1,5 km dan pembuatan dock perahu nelayan.
Selain pengembangan drainase, dilakukan Pekerjaan Pengembangan Kawasan Pemukiman Nelayan Tambak Lorok oleh Ditjen Cipta Karya. Pekerjaan dilakukan sejak tahun 2017 dan ditargetkan rampung pada tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp 37,6 miliar dengan progres telah mencapai 85%.
Pekerjaan yang dilakukan berupa peningkatan jalan, ruang terbuka publik, gerbang kawasan dan street furniture. Selain itu juga dibangun jalur hijau sempadan sungai. Untuk mendukung ekonomi masyarakat sekitar, Kementerian PUPR juga membangun Pasar Tambak Lorok. (yau)
(Rani Hardjanti)