Dengan sejumlah kondisi global yang menunjukkan perbaikan itu, Nanang meyakini Rupiah kian perkasa ke depannya. "Jadi hemat saya kecenderungannya masih ada ruang untuk menguat, sebab Rupiah masih undervalue," katanya.
Baca Juga: Rupiah Tertekan ke Rp14.125/USD, Jamu Gubernur BI Belum Ampuh
Kendati demikian, dia mengakui, kebutuhan valas di dalam negeri cukup tinggi, mengingat pesatnya laju impor Indonesia ketimbang ekspor. Saat ini, kebutuhan tersebut pun terpenuhi dengan masuknya aliran modal asing (capital inflow) maupuan masuknya Devisa Hasil Eksportir (DHE).
"Makanya Rupiah tidak terlalu fluktuasi dan ini dibantu dengan pasar Fomestic Non-Deliverable Forward (DNDF), banyak yang sudah lakukan hedging. Dengan melakukan hedging pelaku pasar tidak terburu-buru beli (dolar AS) ke pasar spot," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)