JAKARTA - PT Pertamina EP memprioritaskan sembilan struktur untuk Enhanced Oil Recovery (EOR).
Sembilan struktur tersebut adalah Rantau, Sago, dan Ramba di Pertamina EP Aset 1; Jirak dan Limau di Pertamina EP Asset 2, Tambun dan Jatibarang di Pertamina EP Asset 3; serta Sukowati di Pertamina EP Asset 4, dan Tanjung di Pertamina EP Asset 5.
Lima di antara struktur itu menggunakan metode chemical, yaitu Tanjung, Rantau, Sago, Jirak, dan Limau. Empat lainnya menggunakan metode karbondioksida (CO2).
Direktur Pengembangan Pertamina EP John H Simamora mengatakan, prioritas pemilihan struktur berdasarkan jumlah cadangan yang dimiliki, rata-rata sekitar 300 juta-700 juta BSTB.
Baca Juga: Pertamina EP Percepat Pengeboran Sumur Migas
Pertamina EP saat ini melakukan pilot EOR dengan polimer di struktur Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan akhir 2018.
“Field trial untuk chemical EOR polimer di Tanjung sekitar USD4 juta, termasuk untuk pengadaan 70 ton polimer,” ujar John dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
John menjelaskan, EOR adalah salah satu metode untuk meningkatkan produksi. Pada 2018, produksi minyak dan gas Pertamina EP mencapai 101% dari target 253 MBOEPD menjadi 255 MBOEPD, terdiri atas produksi minyak 79.690 BOPD atau 96% dari target 83.000 BOPD dan gas 1.017 MMSCFD atau 1013% dari target 986 MMSCFD.
Baca Juga: Produksi Migas Pertamina EP 2018 Lampaui Target
Tahun ini, Pertamina EP menargetkan produksi migas 258 MBOEPD, terdiri atas produksi minyak 85 ribu BOPD dan gas 970 MMSCFD.
“Biaya EOR itu sangat besar karena itu dilakukan di lapangan yang punya cadangan besar. Kami berharap ada insentif untuk pengerjaan EOR," ujar John.