JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membeberkan tantangan dalam dunia konstruksi. Setidaknya ada dua hal yang menjadi tantangan dunia konstruksi ke depannya.
Pertama adanya teknologi digital. Menurutnya, teknologi yang dipakai oleh kontraktor sudah semakin maju, seperti misalnya adanya 3D printing yang bisa mempermudah dan mempercepat pembangunan.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana persaingan antar kontraktor. Dengan semakin banyaknya kontraktor di dalam negeri membuat beberapa perusahaan tentunya ada yang tidak kebagian jatah (proyek).
"Kondisi hari ini dalam posisi dua hal. Kemajuan teknologi dan persaingan kontraktor harus mengikuti perkembangan," ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Baca Juga: Wapres JK: Hanya MRT yang Dikerjakan Kontraktor Asing, Sisanya Lokal
Khusus persaingan usaha, JK menyoroti agar para kontraktor bisa saling bekerjasama antar satu sama lain. Dengan begitu, tidak ada yang merasa dirugikan satu sama lainnya karena semakin banyaknya perusahaan kontraktor.
Sebagai contohnya dalam pembangunan rumah, kontraktor bisa bekerjasama dengan beberapa perusahaan lainya. Seperti dengan perusahaan cat, keramik dan sebagainya.
โSatu rumah membutuhkan banyak supplier, sehingga kita mengharapkan hal tersebut menjadi bagian dari kemajuan kita semua," ucapnya.
Baca Juga: Sindir Gapensi, Wapres JK: Kontraktor Swasta Tak Semaju BUMN
Dengan kerjasama seperti itu bisa menghemat waktu dan biaya. Sebab menurutnya, kunci sukses dari perusahaan konstruksi bisa terus berjalan
"Kualitas harus baik, waktu tepat, dan efisiensi biaya harus jadi bagian utama. Tanpa hal tersebut, kualitas, biaya, waktu, tidak mungkin mencapai kemajuan yang baik serta kemandirian dan manfaat yang besar untuk masyarakat," kata JK.
"Kalau kontraktor hanya (sebagai) lompatan akhirnya seperti sekarang, kontraktor besar akan terbatas dan dikuasai oleh perusahaan negara akibat kontraktor (swasta) tidak fokus," tambahnya
Follow Berita Okezone di Google News
(fbn)