NEW YORK - Kurs dolar AS sedikit menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pelaku pasar mencerna data defisit perdagangan terbaru Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS menunjukkan defisit perdagangan AS menyusut menjadi USD51,1 miliar pada Januari, penurunan tertajam sejak Maret 2018. Demikian dikutip Antaranews, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Sementara itu, ekspor naik menjadi USD207,3 miliar, bertambah USD1,9 miliar dari Desember, sementara impor turun menjadi USD258,5 miliar, berkurang USD6,8 miliar dari bulan sebelumnya, data menunjukkan. Angka defisit Desember direvisi menjadi USD59,9 miliar.
Baca Juga: Dolar Menguat, Rupiah Tembus Rp14.200/USD
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan angka defisit Januari sebesar USD57,7 miliar.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,04% menjadi 96,7812 pada akhir perdagangan.
Baca Juga: Dolar AS Menguat di Tengah Penurunan Euro dan Yen
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1263 dolar AS dari 1,1278 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3263 dolar AS dari 1,3218 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7086 dolar AS dari 0,7144 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,38 yen Jepang, lebih rendah dari 110,53 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9949 franc Swiss dari 0,9936 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3402 dolar Kanada dari 1,3379 dolar Kanada.
(Dani Jumadil Akhir)